BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan jasmani atau yang lebih dikenal dengan Penjas (Dikjas) merupakan salah satu mata pelajaran formal, yang telah diberikan mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah. Peranan Pendidikan Jasmani adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetap pada siswa. Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain. Konsep. Itu menyamakan pendidikan jasmani dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (physical activities), dan pengembangan keterampilan (skill development). Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Sudah tentu proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kekeliruan yang sering dijumpai adalah banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan jasmani hanya berisi dengan kegiatan olahraga.


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Belajar Keterampilan Gerak?
2.      Apa saja Tahapan Belajar Gerak?
3.      Bagaimana Pra syarat Belajar Keterampilan Gerak?
4.      Apa Hakikat dan Tujuan Keterampilan Gerak?
5.      Bagaimana Keterampilan Terbuka dan Tertutup Dalam Pembelajaran Gerak?
6.      Bagaimana Keterampilan Distret, Kontinyu, dan Serial Dalam Pembelajaran Gerak?
7.      Bagaimana Pendekatan Deduktif Induktif Dalam Pembelajaran Gerak?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui bagaimana belajar keterampilan gerak
2.      Untuk mengetahui apa saja tahapan belajar gerak?
3.      Untuk mengetahui bagaimana pra syarat belajar keterampilan gerak?
4.      Untuk mengetahui apa saja hakikat dan tujuan keterampilan gerak?
5.      Untuk mengetahui bagaimana keterampilan terbuka dan tertutup dalam pembelajaran gerak?
6.      Untuk mengetahui bagaimana keterampilan distret, kontinyu, dan serial dalam pembelajaran gerak?
7.      Untuk mengetahui bagaimana pendekatan deduktif induktif dalam pembelajaran gerak?






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Belajar Keterampilan Gerak
Kekhasan Pendidikan jasmani yaitu proses pembelajaran yang terlihat dari pembelajaran keterampilan gerak untuk gaya hidup aktif, dengan kata lain guru Pendidikan jasmani dalam mengajarkan siswa dengan banyak ide kognitif, keterampilan dan juga kontribusi utama dalam sikap dan nilai siswa artinya dalam gaya hidup aktif.
Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu tugas gerak secara maksimal sesuai dengan kemampuannya. Keterampilan gerak pada setiap orang berbeda-beda, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor tingkatan usia, pengalaman gerak.  Sifat dasar dari sebuah keterampilan adalah memaksa seorang pelajar untuk lebih membuat pertimbangan ketika merencanakan belajar dari pengalaman. Untuk membantu praktisi memahami sifat dasar dari keterampilan gerak, beberapa sistem klasifikasi atau taksonomi telah mengembangkan keterampilan gerak dari beberapa unsur-unsur umum. Mengetahui perbedaan keterampilan dapat membantu praktisi dalam merencanakan pembelajaran dan mempraktekan pengalamannya sebagai sebuah titik awal untuk penilaian penampilan
Pengertian belajar gerak adalah Belajar suatu proses yang dilibatkan dalam melakukan gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan motorik tentang apa yang menjadi penghambat gerak tersebut. Studi yang terkait belajar gerak yakni motor control yang melibatkan system syaraf, phisik dan aspek tingkah laku tentang pergerakan manusia.  Dari latar belakang tersebut di atas perlu dibuat rancangan pembelajaran siswa di sekolah agar tujuan pembelajaran dan keterampilan gerak yang ingin dicapai bisa terlaksana dengan baik. Semua strategi pembelajaran tidak akan sama dan efektif untuk semua pelajar sehubungan dengan perbedaan individu. Masing-masing orang akan memiliki kemampuan yang berbeda, ciri yang secara genetik menentukan peningkatan atau membatasi kemampuan kita untuk menjadi terampil dalam satu tugas tertentu .
Pada dasarnya keterampiloan gerak diperlukan dalam banyak hal misalnya gerak berjalan maerupakan keterampilan yang bersifat  perkembangan, sehingga semua siswa-siswa bias menguasaunya sebagai akibat kesiapan bersifat maturase dan kondisi lingkunganyang mendorong perkembangan mereka. Keterampilan gerak sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu keterampilan gerak yang bersifat mendasar yaitu berjalan. Keterampilan gerak ini bersifat perkembangan, maksudnya semua orang mampu menguasai keterampilan berjalan ini seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan individu tersebut. Saya melihat setiap kali ada sekumpulan anak sedang beristirahat di sekolah, cenderung mereka “mempekerjakan” alat gerak mereka. Kesemua aktivitas itu tidak mendapat bimbingan, mereka bergerak dengan atau tanpa kesadaran gerak mereka sebetulnya. Meskipun demikian, kesemua pengembangan pola-pola gerak dasar sebagian besar berkembang dari hasil belajar gerak.
Para ahli mengatakan bahwa pengajaran merupakan proses memberitahukan, proses mentransfer, proses membantu, proses menyampaikan, proses menyebarkan dan dalam belajar gerak ada saat mempragakan pada anak bagaimana cara melakukan suatu tugas gerak yang kemudian anak diberi kesempatan untuk mencoba melakukan tugas gerak tersebut. Ini temasuk jenis proses pembelajaran dengan pendekatan yang bersifat langsung. dengan instruksi langsung inilah dapat membantu seseorang untuk belajar gerak.
Setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Kita tidak bisa menyamaratakan kemampuan anak termasuk saat belajar keterampilan gerak. Penerapan pendekatan untuk merancang lingkungan belajar keterampilan gerak menuntut seorang guru pendidikan jamsani maupun instruktur gerak untuk memahami benar kondisi dan kebutuhan yang dihadapi anak. Anak yang belajar dengan pendekatan ini sebetulnya ia tidak menyadari akan proses yang mereka lakukan. Respon geraklah yang merupakan suatu respon terkoordinasi dari suatu system dinamis dalam berbagai kondisi kemampuan anak.
Pembelajaran keterampilan gerak, baik dalam pembelajaran pendidikan jasmani maupun latihan mandiri dengan bimbingan instruktur memiliki banyak aspek yang khas. Pendekatan yang digunakan dalam proses belajar gerak masih sejalan dengan teori belajar pada umumnya. Belajar keterampilan gerak dapat dilakukan melalui pendekatan teori behaviorism, model pemrosesan informasi atau model strategi kognitif. Pada pendekatan behaviorism lebih menekankan pada dukungan eksternal yang diyakini akan berperan membentuk perilaku. Disini guru atau instruktur memiliki peran sebagai model/contoh langsung. Pada pendekatan behaviorism berusaha memecah beberapa tugas gerak menjadi bagian-bagian kecil agar tugas gerak mudah dikuasai anak yang selanjutnya akan ditambahkan beberapa tingkat kesulitan secara bertahap. Sedangkan pada pendekatan model pemrosesan informasi lebih menyarankan cara-cara agar guru dapat menyajikan informasi kepada siswa yang selanjutnya anak akan belajar memecahkan masalah, mencipta, dan belajar bagaimana menstransfer apa yang telah mereka pelajari.

B.     Tahapan Belajar Gerak
Cara yang bermanfaat untuk menggambarkan bagaimana suatu keterampilan gerak di pelajari oleh seseorang diuraikan oleh fitts dan posner (1967). Sesuai dengan pendapat mereka, secara aktual seseorang harus melalui tiga tahapan sebelum ia dapat menguasai gerak terampil.
Ada tiga tahapan belajar yang harus dilalui oleh siswa untuk dapat mencapai tingkat keterampilan yang sempurna (otomatis). Tiga tahapan belajar gerak ini harus dilakukan secara berurutan. Apabila ketiga tahapan belajar gerak ini tidak dilakukan oleh guru pada saat mengajar pendidikan jasmani, maka guru tidak boleh mengharap banyak dari apa yang selama ini mereka lakukan, khususnya untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani yang ideal. Tahapan belajar gerak yang dimaksud adalah: tahap kognitif, tahap asosiatif/fiksasi, tahap otomatis.  Untuk lebih jelasnya dapa diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaiman cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktekkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.
                 
2.  Tahap Asosiatif/Fiksasi
Pada tahap ini siswa mulai mempraktekkan gerak sesuai dengan konsep konsep yang telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya. Tahap ini juga sering disebut sebagai tahap latihan. Pada tahap latihan ini siswa diharapkan mampu mempraktekkan apa yang hendak dikuasai dengan cara mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak yang dipelajari. Apakah gerak yang dipelajari itu gerak yang melibatkan otot kasar atau otot halus atau gerak terbuka atau gerak tertutup? Apabila siswa telah melakukan latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharap kan telah memiliki keterampilan yang memadai.
                  3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil, karena siswa telah memasuki tahap gerakan otomatis, artinya, siswa dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan.Tanda-tanda keterampilan gerak telah memasuki tahapan otomatis adalah bila seorang siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.

C.     Pra syarat Belajar Keterampilan Gerak
Ide awal dalam belajar dan pembelajaran siswa tentang suatu keterampilan gerak, mereka harus memunyai prasyarat untuk belajar keteramoian tersebut. Prasyarat suatu keterampilan seringkali terkait dengan keterampilan yang telah dikuasainya, yakni beberapa kemampuan atau keterampilan yang mudah. Prasyarat itu juga sering mencakup keharusan dimilikinya kemampuan jasmani untuk melakukannya. Prasyarat kemampuan jarang ditegaskan guru, dalam proses pembelajarannya guru tersebut menganalisis suatu keterampilan dengan terlibat secara kosisten dalam upaya untu menentukan mengapa siswa tidak dapat melakukan suatu keterampilan.
1.      Kejelasan Ide Tugas  
Apabila siswa telah memiliki persyarat, maka perhatian berikutnya yakni, apakah mereka telah memahami dengan jelas apa yang sedang mereka lakukan? Kebanyakan masalah belajar keterampilan terjadi karena siswa melakukan gerakan dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak benar.
Program gerak merupakan representasi memori suatu pola gerakan yang hampir abstrak dan biasanya tidak melibatkangerakan spesipik yang dioperasikan khusus oleh searangkaian otot dan anggota badan, namun suatu pola yang dapat memberikan generalisasi bermacam-macam respon. Sebagai contoh anda mempunyai program untuk menulis yang biasanya anda lakukan dengan tangan dan pensil misalnya atau namun bila anda menulis nama anda di pasir dengan kaki anda akan tetap dapat membaca apa yang anda tulis.
2.      Disposisi Atensi Dan Motivasi Atas Keterampilan
Ketika siswa belajar keterampilan gerak, mereka harus aktif trlibat dalam proses belajar. Keterlibatan aktif dalam belajar bisa timbul manakala para siswa termotivasi  untuk belajar. Biasanya motivasi melibatkan suatu disposisi untuk ikut serta dalam suatu perilau tertentu.
Motivasi adalah aspek penting dalam belajar karena belajar merupakan suatu proses aktif yang diupayakan agar terjadi belajar, maka seseorang harus aktif terlibat dalam prosesnya. Unsur krisis dalam belajar yaitu pemposesan aktif oleh siswa hal yang dipelajariya. Biarpun memungkinkan untuk merancang suatu situasi yang mendorong para siswa agar beproses aktif dalam kegiatannya tanpa ada motivasi tinggi untuk belajar suatu keterampilan, namun hal yang lebih mudah merancang situasi yang akan menghasilkan pemrosesan perlaku aktif bila siswa termotivasi untuk belajar. Ide tentang pemrosesan aktif terkait langsung dengan aspek kognitif dalam akuisisi keterampilan gerak.
3.      Umpan Balik
Para teoritikus belajar sering menekankan peran penting umpan balik dalam belajar. Umpan balik adalah suatu informasi yang di terima siswa atas penampilannya. Umpan balik berfungsi untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan hasil dan pengetahuan penampilan. Pengetahuan hasil biasanya terkait dengan informasi tentang hasil gerakan, misalnya apakah bola masuk ke basket. Pengetahuan penampilan biasanya berupa informasi yang siswa terima atas pelaksanaan suatu gerakan, bagaimana perasaan/pikiran siswa atas suatu gerakan atau karakteristik bentuk suatu gerakan. Siswa dapat memperoleh informasi tentang penampilannya secara internal dari informasi sensoris, seperti auditori, visual, atau kinestetik, atau melalui informasi eksternal yang siswa terima dari orang lain.
D.    Hakikat dan Tujuan Keterampilan Gerak
Bagaimana guru memberlakukan tujuan pembelajaran keterampilan gerak pada suatu kelas, sangat ditentukan oleh jenis keterampilan gerak yang akan diajarkan. Keterampilan gerak bisa dipilah berdasarkan kriteria yang berlainan, misalnya keterampilan gerak halus (fine) atau kasar (gross); sederhana atau kompleks, mendasar (fundamental) atau tertentu; kontinyu, diskrit, atau serial; dipacu sendiri (self paced) atau dipacu dari luar (externally paced); dan terbuka atau tetutup semua karakteristik tersebut berimplikasi atas apa yang diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Pendidikan jasmani mengandung krakteristik khusus yang berhubungan dengan gerak manusia. Dalam aplikasinya, gerak manusia dimanipilasi dalam bentuk latihan- latihan fisik untuk menghasilkan keterampilan gerak yang lebih baik.
Unsur-unsur gerak yang diperlukan melalui proses belajar dan berlatih. Proses terbentuknya keterampilan gerak tidak terjadi secara otomatis atau secara mendadak, tetapi meruoakan akumulasi dari proses belajar dan berlatih, yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai dengan kesadaran akan benar atau tidaknya gerak yang dilakukan. Oleh karena itu keterampilan gerak adalah kemampuan melakukan gerakan secara efisien dan efektif. Jadi belajar keterampilan gerak merupakan kegiatan belajar yang berlangsung melalui respon fisik yang dapat diamati secara langsung. Pengembangan suatu keterampilan gerak sampai ke tingkat gerak yang otomatik, merupakan suatu proses yang panjang. Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra, (2000: 83) mengemukakan bahwa ada tiga hal yang dapat diidentifikasi dalam tahap belajar keterampilan gerak, yaitu:
a.       Tahapan Verbal-kognitif
Pada tahapan ini, tugasnya adalah memberikan pemahaman secara lengkap melengkapi bentuk gerakan baru kepada peserta didik. Instruksi, demonstrasi, film clips, dan informasi verbal lainnya secara kkhusus memberikan manfaat dalam tahapan ini. Tujuan pembelajarannya adalah agar peserta didik dapat mentransfer informasi yang sudah dipelajari sebelumnya kepada bentuk keterampilan yang dihadapinya sekarang.
b.      Tahapan Motorik
Pertama kali yang harus dikuasai oleh peserta didik pada tahapan ini adalah kontrol dan konsisten sikap berdiri, rasa percaya diri. Peserta didik mulai membangun sebuah program motorik untuk menyempurnakan suatu gerakan. Ketidak konsistenan dari satu kali latihan ke latihan yang lain dilihatnya sebagai upaya peserta didik untuk mencari solusi baru mengenai gerakannya. Konsistensi secara berangsur-angsur meningkat dan gerakannya mulai stabil dan antisipasi meningkat. Tahapan motorik secara umum agak lebih lama daripada tahapan verbalkognitif, barangkali perlu waktu beberapa minggu atau bulan untuk menguasai keterampilan olahraga dan dan bahkan cenderung lebih lama apabila peserta didik tersebut mempunyai kesulitan.

E.     Keterampilan Terbuka dan Tertutup Dalam Pembelajaran Gerak
a.       Menurut Fites (1962), suatu keterampilan bias ditempatkan pada suatu kontinum sesuai dengan hakikat yang dipacu sendiri atau secara eksternal. Suatu keterampilan yang dipacu sendiri yaitu keterampilan yang sebelum eksekusinya, keadaan tubuh dan objek dalam keadaan diam, misalnya loncat indah, ayunan golf, gerak senam, dan memanah. Tanpa gerakan sebelum pelaksanaannya.
b.      Dalam keterampilan lain, misalnya menendang bola sepak, memukul bola, badan atau objek, sedang bergerak, dan jenis keterampilan ini dikenali sebagai keterampilan yang dipicu dari luar. Keterampilan tersebut berada  pada salah satu ujung kontinum yang dipacu sendiri/ dipicu dari luar. Dimana baik tubuh maupun objeknya sedang bergerak.
c.       Gentile (1972) telah memodifikasi penandaan keterampilan terbuka (open skill) dan tertutup (closed skill) dalam keterampilan olahraga yang dikembangkan foulton (1957). Keterampilan terbuka yaitu suatu jenis keterampilan yang diregulasi oleh variable atau perubahan kegiatan lingkungannya. Tembakan lay-up bola basket merupakan keterampilan terbuka, karena lingkungan jarang sama dari waktu ke waktu dan selalu berkembang selama penampilan. Dalam bola basket, misalnya sudut bola masuk kesasaran, kecepatan, jumlah pemain bertahan, dan jarak dari mana tembakan dilakukan berubah dari waktu kewaktu.
d.      Sebaliknya dalam keterampilan tertutup, kondisi lingkungan relatif stabil dari satu situasi ke situasi lainnya. Tembkan bebas bola basket merupakan suatu keterampilan tertutup karena kondisi lingkungan. Misalnya jarak kebasket setiap waktu stabil. Ide keterampilan yang dipacu sendiri dari luar dan keterampilan tertutup/ terbuka adalah ide yang sama (similar) namun menunjukan dua karakteristik yang berlainnan. Umumnya keterampilan yang dipacu sendiri adalah keterampilan tertutup, dan umumnya keterampilan yang dipicu dari luar adalah keterampilan terbuka.
e.       Biarpun suatu keterampilan dapat dipacu sendiri , misalnya seperti putt dalam golf, namun belum mempunyai aspek-aspek keterampilan terbuka. Karena pegolf telah menyeseaikan penampilan dengan situasinya seperti letak dan jarak yang berbeda. Patut diingat, tujuan umum jenis keterampilan yang beragam itu berlainnan.
f.        Keterampilan yang dipacu sendiri dan tertutup membuthkan pengembangan secara konsisten dalam kondisi gerakan yang stabil/ tetap. Keterampilan yang dipacu dari luar dan terbuka memerlukan dimana seseorang dapat melakukannya dalam lingkungan eksternal yang kompleks. Keterampilan tertutup yang dilakukan dalam suatu variable lingkungan, misalnya seperti putt golf, mengharuskan siswa untuk bisa menyesuaikan penampilannya dengan kondisi lingkungannya. Tujuan umum yang beragam itu sangat baik dicapai melalui bermacam-macam jenis kemajuan dan tujuan khusus.
g.      Bagaimana suatu keterampilan ditampilkan dikembangkan dan dilatih, semua itu dipengaruhi hakikat keterampilan terkait. Guru tidak boleh latihan keterampilan tertutup dalam lingkungan yang berubah-ubah, dan guru pun tak patut latihan keterampilan terbuka untuk stabilitas. Jika keterampilan yang dipacu sendiri dan tertutup, misalnya suatu loncatan senam atau beberapa kegiatan dengan target seperti bowling, maka guru bisa saja mengawali latihan dengan  suatu keterampilan yang lebih mudah, namun pada gilirannya latihan harus digelar dalam suatu lingkungan yang sebenarnya keterampilan itu digunakan. Jika guru mengajarkan tembakan lay-up bola maka bias jadi guru mengawali dengan mengurangi kondisinya dengan tidak memakai pemain bertahan dan memperlambat kecepatan gerakan. Biarpun demikian pada akhirnya suatu keterampilan harus dilatih dalam kondisi permainan yang sebenarnya. Ini berarti, guru mungkin saja secara bertahap menambah para pemain belakang, pemain lain, keterampilan yang mendahului dan mengikuti lay-up, dan latihan lay-up dari beberapa arah dan jarak dari basket.

F.      Keterampilan Distret, Kontinyu, dan Serial Dalam Pembelajaran Gerak
      Dikotomi lain yang bermanfaan bagi guru sewaktu mempertimbangkan keterampilan dalam pembelajaran yakni hakikat dalam keterampilan yang bersifat diskret, kontinyu, dan serial. Pada awal dan akhir gerakan, keterampilan ini tidak di pengaruhi oleh gerakan yang mendahului atau mengikutinya. Lempar lembing adalah salah satu keterampilan diskret. Keterampilan diskret yang berbeda di tampilkan berurutan di sebut keterampilan serial. Keterampilan kontinyu menunjukan pada awal dan akhirgerakanya selalu berubah-ubah, mendribel bola basket, berenang dan lari.
      Seorang guru yang ingin mengajarkan keterampilan yang di akhiri dengan serangkaian hubungan dengan keteramilan lain, yang di kemas dalam suatu progesi pembelajaran dan mengajar siswa tentang bagai mana agar siap untuk melakukan keterampilan berikutnya sewtelah keterampilan terdahulu. Contohnya, bila anda ingin agar siswa menangkap bola yang bsedang bergerak di lantai lalu melemparkanya, maka mereka memerlukan bantuan tentang bagaimana menempatkan nkaki dan badanya, sehingga dapat bergerak secara benar dari posisi menangkap ke posisi melempar.
Semua kategori keterampilan gerak yang di gunakan dalam latar pendidikan jasmani merupakan ide bagi guru saat menentukan tujuan pembelajaran. Bagian instruksional dalam teks ini akan membantu anda untuk merancang pembelajaran yang cocok dengan tipe keterampilan yang akan anda ajarkan. Pada titik ini anda harus bisa mencirikan keterampilan yang sesuai dengan karakteristik di atas.
G. Pendekatan Deduktif-Induktif dalam Pembelajaran Gerak
Pendekatan yang sering di gunakan dalam pembelajaran keterampilan gerak adalah pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.
Pendekatan deduktif, maksudnya adalah pendekatan di mana pembelajaran selalu di mulai dari penjelasan dan peragaan mengenai tekhnik dasar baku yang akan di pelajari, lalu di susul dengan peniruan gerak dari siswa.  Setelah proses peniruan gerakan, sampai kemudian terjadi gerakan yang otomatis. Pendekatan deduktif ini lebih terpaku pada guru, dan proses dalam proses belajar mengajarnya lebih terpusat pada guru. Contoh dalam penerapan pendekatan deduktif adalah apabila mengajarkan renang gaya bebas, maka gerakanya tidak di penggal-penggal, tetap[i merupakan satu kesatuan gerakan yaitu gaya bebas.
Pendekatan Induktif, merupakan kebalikan dari pendekatan deduktif. Pendekatan induktif di mulai dari gerakan yang lebih khusus dan secara bertahap menuju ke tekhnik yang sebenarnya. Sebagaio contoh dalam menerapkan pendekatan induktif adalah apabila akan mengajarkan renang gaya bebas, maka gerakanya di penggal-penggal, yaitu bagai mana gerakan kainya, lalu tanganya, dan bagaimana cara pengambilan nafasnya. Apabila gerakan tersebut sudah di kuasai dengan benar, barulah siswa melakukan gaya bebas yang sebenarnya.












BAB II
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan cara yang bermanfaat untuk menggambarkan bagaimana suatu keterampilan gerak di pelajari oleh seseorang diuraikan oleh fitts dan posner (1967). Sesuai dengan pendapat mereka, secara aktual seseorang harus melalui tiga tahapan sebelum ia dapat menguasai gerak terampil. Ide awal dalam belajar dan pembelajaran siswa tentang suatu keterampilan gerak, mereka harus memunyai prasyarat untuk belajar keteramoian tersebut. Bagaimana guru memberlakukan tujuan pembelajaran keterampilan gerak pada suatu kelas, sangat ditentukan oleh jenis keterampilan gerak yang akan diajarkan. Menurut Fites (1962), suatu keterampilan bias ditempatkan pada suatu kontinum sesuai dengan hakikat yang dipacu sendiri atau secara eksternal.


B.     Saran 

Komentar

  1. Ford Escape Titanium - Online Game - Classic - India's Fast
    Ford Escape Titanium - Online Game titanium nipple rings - Classic. Download App - Google Play - Latest titanium hammer version ford edge titanium 2021 of titanium bicycle Ford Escape titanium piercing jewelry Titanium for Android.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer